Yogya memang kota kenangan. Terlalu banyak kenangan disana. Kenangan seorang paman yang menodongkan buku-buku agar aku segera menyelesaikan kuliah yang mbuh rak jelas. Kenangan jalan-jalannya yang penuh dengan "monggo mas" dan "inggih". Kenangan dipalak pedagang iwak dara di Malioboro (tapi yang mbayar pamanku sih). Dan... aduuh... ada kenangan sehingga sepucuk surat warna merah jambu menyambangi kost ku dari kota gudeg.
Itu dulu... kenangan tahun 90 an. Ketika wadag ini masih suka kluyuran menelusuri kota-kota kecil di Jawa Tengah. Pangkalan sebelum jalan ngluyur adalah Yogya. Dulu lumayan tahu jalan-jalan sekitar Yogya, walau aku lebih menyukai tempe (lho!). Tapi sudahlah... itu masa lalu. Tak mungkin kembali.
Singkat cerita, setelah makan enak di seputaran Magelang, kami menuju ke Taman Sarinya keraton Yogya. Taman sari itu apa ? Taman tempat relaxing nya Raja, Ratu dan putri-putri keraton. Yogya memang Istimewa karena masih memiliki pemimpin dari keturunan raja-raja keraton.
Lalu ngapain disana ? Moto. Moto apa ? Moto model. Lhoo koq moto model ? Katanya cuma suka moto landscape ? Yaaa... terpaksa... ngikutin aja alur piknik moto yang sudah dibuat.
Benar bro, aku memang rada males untuk motret manusia. Kagak bisa-bisa dan kagak bakat. Bolak balik motret bini juga engga okeh-okeh hasilnya. Lalu ngapain ikutan ke Yogya ? Ini karena gegara ada acara motret di Candi Boko dan Candi Borobudur, kawan. Motret model namun pada posisi surga dunia sedang kemoncer. Saat matahari turun tahta dan pas naik tahta lagi hehehe.
Baiklah, saat di Taman sari, aku lebih banyak nonton orang yang moto. Engga ada mood sama sekali sih. Selain itu, kaki masih kaku bray. Banyak alesan ya hehehhe.
Beginilah para tukang moto yang sedang serius motret model. Namun... terselip juga yang tau masuk frame dan langsung.. "victory!". Beliau adalah fotografer humble dan baik hati. Sering curhat suka duka motret. Namun teman baik ini telah pergi. Pergi ketika sedang menunaikan kewajiban sholat maghrib di Masjid. Semoga Allah melapangkan dan menerangkan kuburnya. Serta dibangkitkan bersama umat Nabi Muhammad SAW.
Hmm.. taman sari memang banyak spot-spot yang menarik untuk lokasi foto model. Karena keunikan model ruangan dan lokasi bangunan yang kuno. Denger-denger, ada fotografer yang mentuntaskan foto pre-wed disini. Bersama pujaan hatinya.
Pelajaran moral yang aku dapatkan adalah selera motret orang beda-beda. Jika motret dibagian yang kurang disuka, carilah momen-momen yang menyenangkan. Potretlah sesuka hati dan seenak jidat. Kemudian, pastikan kondisi badan selalu prima. Agar bisa berpikir jernih saat memotret dan tidak kecapekan. Percayalah... ketika wajah kuyu melanda, mulut manyun dan kaki gontai, susah mendapatkan obyek yang menarik untuk di foto. Salam merdeka !
No comments:
Post a Comment