Monday, June 4, 2018

Negeri diatas awan (Dieng, Bagian 4)

Setelah mata dicuci indahnya pemandangan, tetiba sang komandan tour guide mengeluarkan perintah terbaru.  "Ayoo ke bukit pangonan !", ujarnya dengan penuh semangat.  Lhoo... pangonan atau penganan ? suara batinku agak tercekat.  Rada berharap dengan sesuatu yang bisa masuk perut.

OK saja dan setelah berkendara beberapa saat, tibalah disebuah pintu masuk.  Ada penanda area burung dara berlomba sih.  Terlihat juga jalur pipa panjang.  Entahlah namanya apa.

Setelah kami turun, tour guide memberikan "clue".  Bahwa Pangonan adalah sebuah savana yang ada di dataran tinggi Dieng.  Oooh mau lihat savana.  Inyong dadi kelingan jaman kuliah mbiyen (lho koq nyelip republik ngapak ?).  Savana adalah padang rumput luas dengan berbagai macam ekosistem yang beraneka ragam.  Rada ngerti soalnya tetangga kamar kost adalah anak peternakan.

Pemandu tour bilang dengan santai, savana terletak di balik bukit.  Tidak jauh dan bukitnya tidak tinggi.  Jalannya menyusuri pipa besi sampai ke atas.  Begitu perintah yang diberikan.  Tapi... sik.. sikk... tak liat dulu dengan mripat minusku.  Lhaa wheeelaaadalah... duwur bianget kayane.  Duh biyuuung...

Namun nasi sudah menjadi bubur.  Buburpun belum masuk perut.  Apa boleh buat, krenteg ati kudu kuat.  Mangkaaat !

Perlahan tapi pasti,  kaki yang menua ini menjejakkan langkah.  Menyusuri ladang, menaiki undakan tanah, mlipir menghindari ilalang dan menyusuri jalan setapak.  Katanya tidak jauh.  Tapi iki sikil rak tekan-tekan.

Kadang lelah dan berhenti sebentar.  Sesekali sambil diberi buah carica yang legend di Dieng.  Segar sih.. tapi jalan masih panjang kawan.  Iming-iming tour guide bahwa savana sebentar lagi akan terlihat seolah masih jauh dialam mimpi.

Namun karena sudah kadung naik dan tengsin untuk turun lagi,  tetap melangkahlah sang kaki.  walau terseok-seok.  Aku pikir, teman seperjalananpun bernasib sama.  Ngos-ngosan, jantung berderu dan kaki lempoh kecapekan.  Oh yaa.. beban kami adalah peralatan motret.  Bahkan ada yang bawa tripod segala.

Semangat yang hampir habis terkikiskan ketika mendengar teriakan rombongan pertama yang mencapai savana terlebih dahulu.  Yihaaa... sudah dekat.

Benar saja, setelah menyibak ilalang tinggi, terlihatlah savana Pangonan.  Savana dengan warna coklat dengan deretan pohon-pohon hijau dan dilatari langit biru berawan.  Sampai dah kitaaa.  Cukup indah dan kayak nonton film barat jaman cowboy.  Ada yang pernah nonton "little house on the prairie" ?  Kira-kira seperti itu savananya.  Aku sih mbatin.  Mana ada anak jaman now menonton film jadul.

Nah sebagai balas budi atas kebaikan tour guide menemani kami ke savana, akhirnya kami balas dengan "mengerjain".  Kami meminta tour guide beserta team untuk bermain "levitasi".  Dipotret dengan posisi lompat atau melayang diudara dan seolah-olah freeze.  Mbohlah...


Pokoknya melompat-lompat sampe kesel hehehhe...

Sambil motret, aku cuma mikirin gimana pulangnya ?  Tengah hari bolong di atas bukit dan cacing perut udah kremas kremus minta diisi.




No comments:

Post a Comment