Saturday, July 14, 2018

Kembalikan Bali Padaku #4

#Episode Danau Tamblingan

Malam menjelang usai tari kecak selesai dipentaskan.  Terkantuk-kantuk kami menuju hotel.  Begitu sampai, setelah selesai urusan rumah tangga tubuh, langsung geblak menikmati empuknya kasur.  Apalagi suasana sangat dingin.  Seakan tulang diselimuti salju tipis.



Akan tetapi, kenikmatan dunia ini tak lama.  Karena menjelang tengah malam, aku akan mengambil alunan jalur susu, milky way, di danau tamblingan.  Kebetulan operator kami adalah orang Bali asli.  Jadi tenang-tenang saja kalau menjelang tengah malam mau menuju daerah sepi.

Kami meluncur dengan cepat menaiki jalanan aspal mulus.  Menanjak sambil mata plarak plirik liat langit.  Mencari ekor si milky way.  Apakah ada penampakan atau tidak.  Sempet berhenti sebentar dan memantau.


Akhirnya kami memutuskan langsung menuju danau Tamblingan.  Sesampai disana, melihat ke atas dan langit kelam membahana.  Tak terlihat bau milky way.  Sukses ngaplo dah.  Balik kanan bubar jalan menuju hotel kembali.  Engga perlu kecewa, aku langsung tersungkur tidur kembali.  Harus cepat tidur lagi sebab subuh nanti akan menyergap sunrise di danau Tamblingan dan ada photo conceptual lagi.

Ngemong-ngemong kapan moto landscape nya ? Besooook subuuuh. xixixixi

Alarm berbunyi, langsung urusan rohani dikerjakan walau dingin menggigit.  Cuss kembali ke danau Tamblingan.  Suasana masih sepi.  Jalan-jalan lah sambil mencari sunrise yang lherrr.  Putar puter kaga nemu man !  Ya udah cari obyek ala kadarnya sambil nunggu model konsep yang belum nongol.

Laki-laki dan perempuan berpakaian khas Bali, berperahu menaiki perahu kayu.  Ada balutan kabut dan sinar matahari seadanya.  Para perempuan mengusung sesaji yang menggunung.  Tersenyum menyibak kabut.  Kira-kira begitu run down yang diharapkan.  Beuh..


Ketika obyek sudah datang dan beraksi, lupalah otak ini yang engga nemu landscape sunrise yang bohay.  Langit dingin dan flat.  Gini ini nih kalau nge-landscape.  Engga selalu dapat moment indah.  Keberuntungan katanya.  Kurang gahool sama gadget pendeteksi matahari kalau kata orang modern.

Kayaknya banyak angle dan posisi yang menarik bermodal perahu kayu dan pura.  Belum lagi adanya pohon di tengah danau.  Kuncinya adalah kudu menjelajah dan menemukan sendiri spot yang diinginkan.


Tapi sejujurnya, aku sih merasa puas aja.  Asik tempatnya.  Rada menakutkan kalau gelap.  Dapat foto yang selama ini cuma bisa lihat doang. Tak apalah.. kelak suatu saat, siapa tau bisa ke danau Tamblingan lagi.


Belum puas motret landscape ? Grrrrhhhhh....

No comments:

Post a Comment