Setibanya di Pulau Pari, langsung aja halo-halo dengan tour guide dan cusss.. merapat ke penginapan. Penginapan disini adalah rumah sederhana. Terdiri dari dua kamar dan ruang santai yang disulap jadi kamar. Di kamar terlihat ada AC yang terpasang. Lumayan enak sih.
Kali ini aku ditemani oleh satu keluarga lengkap. Lengkap artinya adalah suami istri dengan tiga anak dan sepasang orang tua mereka. Komplit plit dah. Tentu saja aku mlipir tidur di ruang santai aja. Masa mengganggu tidur di kamar hehehehe.
Setelah leyeh-leyeh kenyang. Nyantai melambat pelan sambil mulut menggeliat menikmati makan siang yang sedap. Akhirnya kami dibawa menuju kapal motor. Rencananya akan keliling pulau Pari dan melakukan snorkeling. Disitu aku merasa sedih. Nasib sebagai si bolor adalah kagak bisa pake kacamata renang untuk menyelam. Masa yang akan terlihat adalah kaburnya pemandangan indah bawah laut ? Eh tapi... ngomong-ngomong aku bisa ngojay engga di laut yak ?
Pokoknya siang itu bersegera naik kapal dan jalan tuh kapal. Menelusuri laut Jawa. Entah berapa belokan dan jarak yang ditempuh. Kondisi yang jelas sih, aku tumbang kawan... mabuk. Lieur euy menggelegak di kepala dan uluhati. Goyangan kapal semakin bikin parah.
Terpaksa mendelosor diperut kapal. Mata kriyip-kriyip sambil perut mulas, pusing mendera dan tenggorokan seakan memompa isi perut untuk menyemprot keluar. Ada beberapa para mabukers lain juga yang terkapar. Dipojokan perut kapal, nenek yang serumah, berbicara pada cucunya, pelan sambil nunjuk aku. "Oom nya mabuk laut tuh". Jossssss... pokoknya.. jackpot dah !
Setelah badan agak enakan dan kapal berhenti, segera aja melupakan hal-hal memabukkan. Langsung jebrat-jebret kamera. Mengarah pada para penyelam yang teriak kegirangan karena melihat keindahan laut. Pengen sih ikutan terjun bebas ke laut. Namun apa daya... tak punya kacamata renang yang minus, kawan.
Abis snorkeling, cap cus balik ke pulau Pari. Penumpang yang ikut snorkeling pada cerita-cerita indahnya pemandangan bawah laut. Para mabukers ? nduplo bengong tujuh keliling. Nothing to share.. nothing to talk. Mingkem gemes heheheh.
Begitu nyampe pantai, ndilalah segala penderitaan mabuk laut hilang lenyap. Boo abooo... bisa cengengesan lagi dengan lebar. Langsung kami diajak menikmati pantai Perawan. Gitu sih namanya. Entah apakah ada cerita dibalik nama itu.
Pantai ini cukup bersih, enak untuk mainan pake perahu kano, kayak atau sejenisnya. Mau berenang juga asik. Kecehan doang juga enak. Moto-moto juga boleh. Duduk bengong di gazebo sambil nyruput es kelapa muda juga segar. Bebas lepas lah.
Ketika matahari mulai tenggelam, datang rasa gelisah. Duuh... dimana bisa dapat spot untuk liat matahari yang balik kandang ? Untungnya ada yang ngasih tau, motret dari tempat penelitian LIPI. Katanya bagus liat matahari tenggelam dari tempat itu.
Wusss... aja ngepot cepat-cepat kesana. Ninggalin rombongan. Oh ya.. dari pantai Perawan ke LIPI bisa diibaratkan jalan dari ujung ke ujung. Mlaku bray, ngepot terseok-seok setelah mabuk laut.
Sesampai disana, ternyata udah banyak orang. Rupanya memang spot yang dituju untuk melihat matahari tenggelam. Ada semacam jalan agak menuju kelaut. Disanalah aku menunggu waktu. Sambil lihat tingkah polah anak-anak yang nemenin orang tuanya untuk menikmati sunset di pulau Pari.
Setelah ambil beberapa jebredan, balik kanan pulang ke rumah penginapan. Lapar man. Pengen mandi dan segera menuju pesta bakar-bakaran ikan. Lokasinya masih di warung-warung pinggiran pantai Perawan. Kagak terlalu jauh dari rumah penginapan. Jalan kaki dan kemudian menikmati menu seafood segar.
Itulah mlaku-mlaku seharian muterin kecil, naik kapal dan mabuk laut. Sempet mainan di pantai dan menikmati sunset. Capek babak belur, tapi hati senang. Apalagi bisa menikmati masakan kampung khas pulau Pari. Hidup kudu dinikmati dan digunakan untuk merengkuh kebahagiaan bukan ?
Hmm.. masih ada hari kedua yang akan menanti :)
No comments:
Post a Comment